Monster itu bernama inflasi

Bagian pertama dari kumpulan artikel mengenai pengalaman saya pribadi dalam berinvestasi.
 — Monster itu bernama inflasi (artikel ini)
— 
Melawan inflasi: Deposito dan Bursa Efek
— 
Melawan inflasi: Reksadana dan Tabungan
 — Melawan inflasi: Peer-to-Peer Lending / Crowdlending / Crowdfunding

Disclaimer: Jangan hanya mengacu ke artikel ini dalam mengambil keputusan berinvestasi, Investasikan juga waktu untuk membaca dari banyak sumber lainnya sebelum mengambil keputusan.


Sebetulnya sudah sejak lama saya mendengar tentang pentingnya berinvestasi. Sempat coba sedikit-sedikit sana-sini, tapi sebenarnya kurang peduli. Pengalaman yang paling “nampar” untuk serius berinvestasi justru karena saya buka akun deposito sekitar 5 tahun lalu. Waktu itu mikir, “Ya minimal buka deposito lah, taruh sebagian kecil aset di sana.” Lebih untuk mengurangi rasa bersalah karena selalu menunda-nunda serius berinvestasi.

Nah di tahun 2017 kemarin, setelah sudah lama tidak dicek, saya periksa lagi akun deposito saya . Awalnya happy banget, karena secara nilai, sudah naik sekian juta. Lumayan dong, duid bertumbuh tanpa harus ngapa-ngapain rasanya.

Ngga lama setelah euforianya lewat, keinget sama musuh yang namanya inflasi. Cari-cari deh kalkulator inflasi, liat sebenernya dapet untung berapa.

Untuk simulasi, saya pakai angka 100 juta saja biar bulat. Sumber: simulasikredit.com.

Jadi bisa dilihat, selama 2013-2017, seandainya pada tahun 2013 punya aset sebesar 100 juta, maka di tahun 2017, aset 100 juta tersebut sudah harus bertumbuh menjadi ~120 juta untuk memiliki daya beli yang sama.

Dengan data tersebut saya coba kalkulasi nilai inflasi ke investasi deposito saya. Meskipun secara nilai naik lumayan, ternyata saya masih tekor sekian ratus ribu secara nilai.

Yang paling bikin kesal adalah, uang di deposito itu hanya sebagian lebih kecil dari total uang saya, sebagian besar masih saya taruh dalam tabungan (yang seperti kita tahu, bunga tabungan pada umumnya itu sedih banget bunganya, sering kali kalah besar dengan biaya administrasi bulanan). Jadi artinya uang saya sudah menyusut ~20% dalam 5 tahun tanpa disadari.

Sakit hati sih 😭 kerja susah-susah, ditabung, dimakan seenak jidat sama monster yang namanya inflasi.

Kalian kalau belum mulai investasi, uang biasanya ditabung saja, coba deh kalian pakai kalkulator inflasi, lihat nilai tabungan kalian harus bertumbuh berapa setiap tahunnya untuk mengimbangi inflasi di Indonesia.

Sebagai perbandingan, ini bunga tabungan BCA. Sumber: BCA.

Sejak saat itu, saya pribadi berjanji untuk ngga akan kalah lagi sama inflasi, saya jadi rajin banget mencari peluang investasi. Uang yang tidak akan saya pakai dalam waktu dekat, saya investasikan semua.

Artikel ini akan berlanjut ke bagian kedua, Melawan inflasi: Deposito dan Bursa Efek.


Sebelum kamu pergi

Kalau kamu suka dengan artikel ini, gunakan tombol-tombol di bawah untuk membagikan artikel ini ke teman-teman kamu, dan daftarkan email kamu untuk mendapatkan update jika ada artikel baru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *