Filter kopi kain

Singkat cerita, filter kopi dari bahan kain adalah filter kopi favorit saya saat ini.

Dulu ketika saya baru mulai hobi kopi, saya pernah nonton video dari James Hoffmann mengenai filter kopi kain.

Tapi waktu itu saya merasa belum cukup pede bisa berkomitmen menggunakan filter kain. Jadi selama ini, saya masih pakai filter kertas kalau bikin kopi. Barangnya mudah didapat, mudah digunakan, bersih-bersih jadi lebih mudah (tinggal dibuang saja bersama ampas kopi), dan hasil seduhan kopinya enak.

Menurut video tersebut, merawat filter kain butuh upaya ekstra. Setiap habis dipakai harus dibilas; lalu harus dimasukkan ke dalam gelas/kontainer di dalam kulkas, agar tidak berjamur atau bau apek dan menimbulkan rasa yang tidak enak di hasil seduhan berikutnya.

Dulu kurang yakin bisa, namun kini saya kembali penasaran dan sudah merasa lebih pede 😀

Saya coba cari filter kain di marketplace online, tapi berbeda dengan yang digunakan oleh James Hoffmann, saya mencari filter kain berbentuk kerucut yang bisa digunakan dengan brewer Hario v60.

Sebetulnya ada beberapa toko online yang menjual filter v60 kain, namun akhirnya saya memutuskan untuk beli yang ini.

Persiapan filter kain baru

Untuk filter kain baru, ada yang menyarankan untuk direbus dengan air mendidih selama beberapa menit.

Saya sendiri hanya merendam filter kainnya dengan air mendidih, namun saya tambahkan bubuk Cafiza.

Cafiza adalah bubuk penghilang noda atau kerak kopi. Saya memang sudah punya sebelumnya dan James Hoffmann juga menganjurkan untuk sesekali merendam filter kopi kain dengan bubuk ini untuk benar-benar bersih dari noda kopi.

Pengalaman brewing kopi menggunakan filter kain.

Bagi saya brewing kopi menggunakan filter kain ini tidak jauh berbeda dengan menggunakan filter kertas. Paling saya grind kopi sedikit lebih halus dari biasanya karena pori-pori kain yang lebih besar daripada kertas.

Drawdown sedikit lebih cepat dari biasanya, namun seiring berjalannya waktu, drawdown mulai melambat. Kalau sudah mulai melambat, akan saya rendam ulang dengan Cafiza.

Hasil seduhan kopi

Enak banget.

Saya harus setuju dengan pendapat James Hoffmann, bahwa kopi yang diseduh menggunakan filter kain ini rasanya silky.

Kopinya tetap terasa bersih, tidak ada ampas yang lewat, namun karena filter kain ini tidak banyak menyaring minyak kopinya, maka kopi hasil seduhan dengan filter kain ini terkesan lebih “tebal”.

Menurut saya filter kain ini sangat cocok untuk menyeduh kopi light roast. Namun karena saya cenderung suka dengan kopi yang punya body lebih tebal, sekarang saya seduh hampir semua biji kopi yang saya punya dengan filter kain ini hehe.

Ritual menggunakan filter kain versi saya

1. Keluarkan filter kain yang direndam air bersih dari kulkas. Saya pribadi rendam filternya di dalam kontainer kaca.
2. Peras air secukupnya, tidak perlu terlalu semangat.
3. Karena dari kulkas, filternya itu dingin. Untuk menghangatkan, panaskan di microwave pada setting Medium Low selama ~1 menit.
4. Pasang filter di v60.
(Bisa juga digunakan di flatbed brewer seperti Orea v3 atau Brewista Target Next Wave Duo)
5. Seduh kopi seperti biasa.
6. Setelah selesai menyeduh kopi, nikmati dulu saja kopinya, karena ampas kopinya masih terlalu panas.
7. Setelah itu, ambil filter kain, posisikan terbalik di atas tong sampah, buang ampas kopi sebisanya.
8. Bilas sisa ampas kopi dengan air mengalir dari keran.
Harusnya filter kain akan menjadi cukup bersih. Lama-lama pasti akan menjadi lebih coklat. Jika sudah terlalu coklat, direndam lagi saja dengan Cafiza.
9. Masukkan kembali ke kontainer kaca, dan tambah sedikit air bersih agar kain selalu basah
10. Masukkan kembali ke kulkas, siap untuk digunakan besok.

Jika akan jarang dipakai, masukkan ke kantong ziplock dalam keadaan lembab, dan masukkan ke freezer.


Kalau kamu ingin mencoba hal baru ketika menyeduh kopi di rumah, coba deh menggunakan filter kopi kain. Saya cukup yakin akan sangat banyak orang yang suka dengan hasil seduhannya. Proses bersih-bersihnya juga menurut saya tidak serepot itu.


Sebelum kamu pergi

Kalau kamu suka dengan artikel ini, gunakan tombol-tombol di bawah untuk membagikan artikel ini ke teman-teman kamu, dan daftarkan email kamu untuk mendapatkan update jika ada artikel baru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *