Sudah cukup lama saya mengedit foto-foto yang saya ambil itu di smartphone Android saya menggunakan aplikasi Snapseed. Sebuah aplikasi edit foto gratis yang sudah dibeli oleh Google.
Selama bertahun-tahun, saya merasa aplikasi Snapseed ini sudah sangat cukup untuk kebutuhan edit foto saya.
Namun akhir tahun lalu saya mendengar kabar bahwa Adobe akan menaikkan harga Adobe Lightroom mulai 15 Januari 2025 ini.
Saya jadi merasa FOMO, apakah sebaiknya saya langganan Adobe Lightroom saja sebelum kenaikan harga ini.
Saya cek harga langganan Adobe Lightroom, ternyata “hanya” Rp. 782.854 per tahun. Sekitar 65ribuan per bulan. Ternyata harganya cukup menarik, dan sudah termasuk storage 1TB.
Saya putuskan untuk mulai langganan di Desember 2024 lalu. Kesan awal dari menggunakan Lightroom selama kurang lebih dua minggu adalah, ternyata memang Lightroom itu masih jauh lebih powerful dari opsi lainnya. Tidak heran banyak yang rela langganan produk-produk mereka.
Berikut adalah beberapa highlight perbedaan yang menurut saya cukup mencolok antara Snapseed dan Lightroom.
Perspective correction
Salah satu hal yang sangat sering saya lakukan ketika edit foto adalah koreksi perspektif. Snapseed dan Lightroom menggunakan 2 cara yang berbeda.
Di Snapseed, kita melakukan koreksi perspektif dengan menggeser manual 4 sudut foto.
Sedangkan di Lightroom, kita melakukannya dengan membuat garis-garis yang menentukan bagian mana saja yang seharusnya vertikal dan horisontal.
Kedua cara bekerja baik, namun menurut saya lebih cepat menggunakan cara Lightroom.
Masking
Snapseed bisa dibilang tidak memiliki fitur ini. Jika ingin melakukan selective editing itu bisa, namun fiturnya sangat terbatas jika dibandingkan dengan Lightroom.
Lightroom juga memiliki fitur auto-masking yang bekerja sangat baik. Masking bagian langit saja misalnya.
AI object removal
Saya cukup jarang menghapus objek dari foto ketika menggunakan Snapseed. Fiturnya terbatas dan hanya bekerja baik untuk menghapus objek-objek kecil saja.
Lightroom memiliki fitur untuk menghapus objek menggunakan AI. Saya coba menggunakan fitur ini di beberapa foto liburan saya yang untuk menghapus beberapa turis lain agar foto-nya itu lebih clean dan personal. Menurut saya hasilnya sangat luar biasa.
Non-destructive editing
Di Snapseed, jika kita “selesai” edit foto dan melakukan save. Kita sudah tidak bisa mengganti edit tertentu lagi. Misal: di satu foto ada edit curve dan white balance, setelah save kita tidak bisa dengan mudah untuk mengganti edit curve-nya saja misalnya. Kita harus melakukannya dari nol.
Sedangkan di Lightroom, semua edit yang pernah dilakukan selalu bisa di-review ulang.
Sangat membantu dan sedikit “berbahaya” dalam artian fitur ini membuat saya jadi jauh lebih sering mengutak-atik edit foto yang pernah dilakukan 😀
Dan semua ini bisa dilakukan dari berbagai device karena fitur cloud storagenya.
Adobe Bridge
Adobe Bridge adalah bagian dari cloud storage yang dari Adobe yang terhubung dengan Lightroom.
Menggunakan Adobe Bridge, saya bisa mulai meng-edit foto di smartphone, dan melanjutkannya di laptop atau tablet. Suatu hal yang tidak bisa saya lakukan sebelumnya jika menggunakan Snapseed.
Setelah berlangganan Lightroom, saya jadi benar-benar mengerti kenapa aplikasi ini sangat populer. Untuk harga yang saya bayarkan, sekitar 700ribuan per tahun, saya merasa langganan aplikasi ini sangat worth-it. Banyak fitur-fitur yang memang jauh lebih powerful jika dibandingkan dengan aplikasi favorit saya sebelumnya, Snapseed.
Namun saya tetap mengapresiasi Snapseed, karena untuk aplikasi edit foto yang gratis, menurut saya Snapseed itu masih yang terbaik.
Sebelum kamu pergi
Kalau kamu suka dengan artikel ini, gunakan tombol-tombol di bawah untuk membagikan artikel ini ke teman-teman kamu, dan daftarkan email kamu untuk mendapatkan update jika ada artikel baru.