Mungkin ini adalah sebuah pengamatan yang sangat tidak penting. Karena satu dan lain hal, saya punya banyak charger ^^; Antara dapat dari ketika beli gadget dan elektronik, atau memang saya beli sendiri.
Charger yang saya maksud di sini adalah charger USB yang sekarang ini bisa digunakan untuk charge banyak sekali tipe elektronik dan gadget modern. Baik itu smartphone, laptop, smartwatch, kamera, dll.
Tipe charger yang paling umum kita temui adalah yang tipe batok seperti ini:
Charger yang langsung dicolok ke colokan listrik, dan pilihan posisinya tergantung posisi colokan listriknya ada di mana. Akan saya sebut sebagai charger tipe pertama ke depannya.
Namun baru-baru ini saya sempat cari review sebuah charger di YouTube dan menemukan channel AllThingsOnePlace.
Salah satu charger terbaik menurut reviewer charger tersebut adalah Baseus GaN3 Pro 4 Ports Desktop Charger 100W.
Karena saya mudah terpengaruh, saya beli juga charger Baseus ini 😀
Charger ini modelnya mirip dengan charger laptop zaman dulu yang seperti ini:
Jadi kepala charger-nya harus menggunakan minimal 2 kabel jika digunakan. Satu kabel untuk dicolok ke colokan listrik, satu lagi kabel untuk charging laptop atau gadget lainnya. Saya akan sebut sebagai charger tipe kedua ke depannya.
Setelah menggunakan charger yang tipe pertama selama sekian lama, saya baru menyadari ada plus minus dari design charger tersebut.
Dari sisi ukuran, charger tipe pertama jelas lebih ringkas dan mudah untuk dibawa ke mana-mana. Jika hanya butuh 1 port charging, ukurannya bisa sangat kecil.
Nah biasanya zaman sekarang ini kita pasti bawa satu charger di tas, minimal untuk bisa charge smartphone kita jika dibutuhkan. Namun biasanya posisi colokan listrik itu belum tentu nyaman untuk digunakan. Jika sedang di cafe, banyak yang menyediakan colokan listriknya di bawah kursi. Dengan adanya jarak dari kursi ke meja, biasanya kabel dengan panjang 1 meter yang kebanyakan orang punya itu biasanya sedikit kurang panjang.
Solusi yang dulu saya ambil adalah dengan membawa kabel USB dengan panjang 2 meter.
Namun solusi ini mulai ribet ketika kita menggunakan charger multi ports. Jadi harus bawa minimal kabel 2 meter tersebut minimal dua jika ingin work-from-cafe misalnya; satu untuk laptop, satu lagi untuk smartphone.
Sama ketika sedang bekerja di rumah. Kebetulan posisi meja yang saya gunakan untuk bekerja di rumah itu posisinya sedikit jauh dari colokan listrik di tembok.
Setelah menggunakan charger Baseus itu, saya baru teringat juga keunggulan dari design charger tersebut.
Dari sisi ukuran pasti charger tipe kedua ini kalah ringkas, karena harus selalu bawa kabel listrik tambahan ke mana-mana. Di tipe Baseus ini bahkan kabelnya tidak bisa dicabut.
Namun keunggulannya adalah, charger bisa diposisikan ke dekat gadget yang ingin kita charge.
Baseus juga menyadari keunggulan ini dan menggunakannya untuk jualan charger mereka.
Bisa dibayangkan jika posisi colokan listrik ada di belakang meja, dan posisinya agak di bawah. Kalau menggunakan charger tipe pertama, pasti lebih sulit untuk cabut colok kabel charger.
Dan dengan menggunakan charger tipe kedua ini, saya tidak harus lagi membawa kabel USB 2 meter; kabel USB saya yang lebih pendek-pendek kini bisa jadi lebih fleksibel untuk digunakan.
Tapi rasanya saya terlalu ribet mikirin hal ini. Sebetulnya semua charger tipe pertama itu bisa di-“upgrade” menjadi mirip dengan charger tipe kedua dengan menggunakan cable extension 1 port seperti ini hehe.
Sebelum kamu pergi
Kalau kamu suka dengan artikel ini, gunakan tombol-tombol di bawah untuk membagikan artikel ini ke teman-teman kamu, dan daftarkan email kamu untuk mendapatkan update jika ada artikel baru.