“Menceraikan” beberapa aktifitas dari smartphone

Dulu ketika kemampuan smartphone semakin meningkat, saya pribadi sangat senang karena satu smartphone ini bisa menggantikan banyak sekali device-device lainnya seperti kamera, music player, kalkulator, dan lain-lain.

Namun semakin ke berumur, saya mulai ada kecenderungan untuk kembali memisahkan beberapa kegiatan dari smartphone.

Membaca

Untuk membaca ebook, saya kini berusaha untuk lebih banyak menggunakan ebook reader seperti Boox Palma 2.

Layar e-ink yang dimiliki reader kecil ini jauh lebih nyaman di mata ketika digunakan untuk membaca dengan durasi lebih lama.

Palma 2 ini tetap cukup “pintar” karena berbasis Android dan memiliki koneksi WiFi. Saya bisa meng-install aplikasi Libby untuk membaca buku dari perpustakaan di Amerika.

Mendengarkan musik

Belum lama ini, ini saya baru saja beli Digital Audio Player (DAP) bekas, HiBy R3pro II. Mungkin salah satu alasan saya membeli DAP ini itu karena akhirnya saya lelah dengan hilangnya port audio 3.5mm dari smartphone sekarang ini.

Dengan menggunakan DAP, saya kembali mendapatkan port 3.5mm, dan kualitas hardware audio yang sangat baik. Akhirnya In-Ear Monitor (IEM) yang saya beli tahun lalu bisa unjuk gigi dengan semestinya.

Saya juga mulai membangun kembali perpustakaan musik dengan kualitas file yang lebih tinggi ketimbang kualitas streaming. Memakan waktu, tapi ini adalah proses yang cukup menyenangkan. Berbeda rasanya memilih musik-musik yang memang saya suka ke dalam koleksi pribadi ini.

Jadi dengan kombinasi file musik, DAP, dan IEM yang jauh lebih tinggi daripada sebelumnya, telinga saya bisa lebih dimanjakan.

Mengambil foto

Untuk ini, saya sudah lakukan sejak tahun 2017. Saya ada sedikit koleksi kamera compact yang saya bawa kemana-mana.

Awal-awal saya membeli smartphone, saya sangat terpukau dengan kualitas foto-foto yang bisa saya dapatkan dari aplikasi seperti Google Camera. Waktu itu computational photography masih cukup baru, dan saya sendiri terpukau dengan hasil-hasil fotonya.

Namun seiring berjalannya waktu, saya merasa bagaimanapun juga ada yang kurang dari foto-foto yang diambil oleh smartphone.

Di tahun 2017 saya akhirnya memutuskan untuk beli Fujifilm X100 bekas seharga 3.8 juta. ketika saya beli, kamera ini umurnya sudah hampir 7 tahun. Namun teknologi di dunia kamera itu memang berbeda, kamera tersebut masih bisa menghasilkan foto-foto dengan kualitas yang luar biasa. Beberapa foto terbaik saya diambil menggunakan kamera ini.

Di tahun 2025 ini, jika kita bisa mengerti keterbatasan-keterbatasan dari kamera ini, X100 generasi pertama masih bisa menghasilkan foto-foto bagus yang berkarakter.

Seiring berjalannya waktu, saya menambah koleksi kamera compact dengan Fujifilm X70 bekas di tahun 2022, dan akhirnya di tahun 2024 saya memutuskan untuk membeli Fujifilm X100VI.

Untuk saya, ini adalah kamera sehari-hari yang paling cocok dengan keinginan dan kebutuhan probadi. Ukurannya tidak terlalu besar, nyaman untuk dibawa kemana-mana, terutama untuk travel.

Plus dan minus-nya

“Perceraian” untuk beberapa kegiatan ini tentu ada plus minusnya.

Poin plus yang utama adalah, gadget-gadget ini bisa melakukan tugas utama mereka dengan jauh lebih baik daripada smartphone biasa.

  • Membaca di layar e-Ink tentunya jauh lebih nyaman di mata, dan sangat irit dalam menggunakan baterai. Device ini juga jarang perlu terhubung ke internet, paling hanya ketika saya perlu update file buku yang sedang ingin saya baca. Jadi dengan kombinasi layar irit baterai dan tidak perlu internet sering-sering, battery life yang bisa saya dapatkan itu bisa sampai berhari-hari. Sangat berbeda dengan smartphone yang harus di-charge setiap hari.
  • Mendengarkan musik menggunakan DAP. Lumayan mirip dengan ebook reader, kualitas hardware audio yang sangat baik, dan koleksi musik offline yang tersimpan di dalam microSD card, membuat device ini bisa memutar lagu hingga berjam-jam tanpa harus memakan baterai smartphone.
  • Untuk mengambil foto juga mirip. Kualitas foto yang didapatkan menggunakan kamera seperti Fujifilm X100VI itu tentunya sangat berbeda dengan kualitas foto smartphone.

Secara general, kegiatan membaca, mendengarkan musik, dan mengambil foto tanpa gangguan notifikasi berlebih itu membuat saya bisa lebih fokus dan lebih menikmati masing-masing kegiatan tersebut.

Battery life smartphone juga jadi lebih panjang, karena ketika melakukan 3 kegiatan tersebut, saya menggunakan device lain.

Tapi tidak bisa dipungkiri, ada juga kekurangan dari melalukan hal ini

  • Gadget yang dibawa jadi jauh lebih banyak.
  • Harus ingat charge lebih banyak device. Untungnya semua device ini bisa di-charge menggunakan kabel USB-C saja.

Namun ini bukan artinya saya tidak pernah menggunakan smartphone untuk 3 kegiatan tersebut lagi.

Untuk kegiatan membaca, tidak semua yang saya baca itu berupa novel saja. Untuk membaca manga, menggunakan smartphone itu masih nyaman.

Ketika ingin mendengarkan musik juga saya tidak selalu merasa harus mendengarkan dengan fidelitas tinggi menggunakan IEM. Terkadang mainkan musik melalui speaker smartphone sudah cukup.

Kamera smartphone juga memiliki kekuatannya tersendiri, terutama dalam hal street photography. Smartphone itu salah satu kamera yang paling tidak menarik perhatian.

Hanya saja ketika saya sedang ingin lebih menikmati 3 kegiatan tersebut, rasanya memang lebih nyaman menggunakan beberapa device yang memang fokus untuk menjalankan satu fungsi dengan sangat baik.


Sebelum kamu pergi

Kalau kamu suka dengan artikel ini, gunakan tombol-tombol di bawah untuk membagikan artikel ini ke teman-teman kamu, dan daftarkan email kamu untuk mendapatkan update jika ada artikel baru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *