Filter comparison: Tiffen Glimmerglass 1 vs Freewell CPL/GMIST (1/4)

Not too long after I got my hands on a Fujifilm X100VI camera, I bought a Tiffen Glimmerglass 1 for it; and it has stayed installed pretty much all the time.

Recently I was made aware of a new filter/lens hood combo from Freewell. The filter is a CPL and mist filter combined into one.

A very compelling combo.

In this post I simply want to share some comparison photos taken with the two filters.

Continue reading Filter comparison: Tiffen Glimmerglass 1 vs Freewell CPL/GMIST (1/4)

Talen coffee dripper, a handmade brewer crafted by an artisan in Thailand.

Earlier this year I had the chance to finally visit Thailand.

For coffee, I only managed to visit Factory Coffee and Talen Coffee. In this post I want to specifically share about my experience with Talen Coffee and the dripper they sell.

Talen coffee dripper from Thailand.

Continue reading Talen coffee dripper, a handmade brewer crafted by an artisan in Thailand.

Mencetak foto di rumah menggunakan Canon Selphy CP1300

Saya hobi fotografi sejak SMA, mungkin karena pengaruh Papa saya yang hobi fotografi juga.

Ketika SMA, saya masih foto menggunakan film menggunakan kamera Nikon FM2n punya Papa. Namun sejak kuliah saya mulai menggunakan kamera digital (Sony F717).

Sejak era foto digital semakin populer, saya sudah hampir tidak pernah lagi mencetak foto-foto yang pernah saya ambil. Media sosial untuk sharing foto juga digunakan oleh hampir semua orang yang saya kenal, dan saya cenderung membagikan foto-foto saya di Instagram saja. Jika tidak melalui Instagram, paling saya sharing ke keluarga dan teman melalui WhatsApp atau Google Photos. Memang sangat nyaman dan mudah.

Namun baru-baru ini saya menonton video YouTube ini:

Saya setuju dengan fotografer/YouTuber tersebut, sudah banyak dari kita yang tidak lagi mencetak foto-foto yang kita ambil.

Continue reading Mencetak foto di rumah menggunakan Canon Selphy CP1300

3D printed v60 paper filter folding tool (negotiator) for Hario Mugen

Hario Mugen is a rib-less v60 coffee brewer. It has a relatively smooth wall to minimize water bypass. The idea is to create a one-pour coffee brewer.

I think it works great most of the time. Perfect when you just want to make a simple cup of coffee.

My issue with it is that sometimes placing the paper filter can be a little tricky. If you don’t place it right, the paper filter won’t adhere nicely to the wall.

Continue reading 3D printed v60 paper filter folding tool (negotiator) for Hario Mugen

Mini review: Brewista Aroma Cup

Brewista Aroma Cup; 300ml version.

I already have several cups and mugs for drinking coffee, but this aroma cup from Brewista is my new personal favorite for drinking coffee at home.

The requirements

I was looking for:

  • A glass cup, because I enjoy seeing the coffee inside. It just looks nicer in my opinion, compared to porcelain or ceramic.
  • A double-walled cup on the “bowl” section, and single-walled on the rim section. Double-wall that goes right to the rim is just too thick for me.
  • Good capacity for my daily brew. This one is 300ml. More on this below.
  • Designed for swirling the coffee. Not a hard requirement, but it’d be really nice to have.
Continue reading Mini review: Brewista Aroma Cup

Peralatan kopi untuk pemula

Semenjak pandemi ini, saya jadi ingin lebih sering membuat kopi di rumah.

Saya sebenarnya bukan orang yang rutin minum kopi, tapi saya suka dengan ritual membuat kopinya.

Jadi saya mulai riset peralatan kopi apa saja yang sekiranya berimbang dari sisi harga, kemudahan penggunaan alatnya, kemudahan membersihkan alatnya, dan tentunya kualitas kopi yang dihasilkan.

Berikut adalah beberapa peralatan kopi yang akhirnya saya beli beserta dengan review singkatnya.

Continue reading Peralatan kopi untuk pemula

Fitur search baru di Tokopedia ini membuat pencarian barang jadi 100% lebih baik.

Ketika saya dulu masih menjadi Product Owner untuk Search and Discovery di Tokopedia, salah satu isu yang benar-benar ingin kami atasi adalah produk-produk dengan judul produk yang berusaha mencurangi sistem pencarian di Tokopedia.

Apakah kalian pernah mencari produk, anggap saja jam tangan merk Seiko, tetapi yang muncul adalah jam tangan Casio bukan Seiko Citizen Timex. Atau ketika mencari cover mobil untuk Xenia misalnya, tapi yang muncul malah cover mobil untuk Rush not Avanza Xenia Jazz.

Menurut kami waktu itu, hal ini sangat menganggu dan menurunkan kualitas hasil pencarian produk, karena produk-produk yang tidak relevan bisa muncul di hasil pencarian.

Continue reading Fitur search baru di Tokopedia ini membuat pencarian barang jadi 100% lebih baik.

Petualangan ThinkPad

Saya pertama kali memiliki laptop ThinkPad itu di tahun 2018. Ketika itu laptop pribadi saya yang menggunakan Windows mulai terasa lemot. Saya sebenarnya penasaran banget ingin install Linux di laptop tersebut, namun saya merasa belum bisa komitmen menggantikan Windows di laptop pribadi saya. Waktu itu saya juga belum banyak pengalaman dual-boot, jadi masih banyak takutnya.

Karena itu saya beli laptop bekas ThinkPad X1 Carbon generasi pertama yang harganya menurut saya cukup murah untuk bisa coba-coba. Saya kaget dan senang ternyata semua yang saya butuhkan untuk bisa bekerja bisa saya dapatkan di Linux.

Continue reading Petualangan ThinkPad

Review router GL.iNet Convexa-B (GL-B1300)

Saya pernah menulis dua artikel mengenai DNS sinkhole:

Nah kali ini saya ingin mencoba solusi yang ketiga, yaitu router yang mendukung enkripsi DNS secara native.

Saya memutuskan untuk mencoba router GL.iNet Convexa-B (GL-B1300). Saya beli dari Jakmall karena waktu saya cek-cek harga, harganya paling murah di situ.

Kenapa saya tertarik dengan GL-B1300? Karena router tersebut menggunakan OpenWrt.

Continue reading Review router GL.iNet Convexa-B (GL-B1300)

Pulang pergi ke kantor dengan sepeda lipat listrik Lankeleisi G660, sebuah review

Note: artikel ini saya tulis sebelum heboh pandemi COVID-19 dan sebelum PSBB Jakarta dimulai. Namun karena menurut saya waktunya kurang pas, saya tunda rilis artikelnya hingga sekarang.

Pada suatu waktu…

Sekitar 10 tahun, lalu saya pernah bike-to-work ke kantor. Setahun pertama masih pakai sepeda gunung biasa. Tidak lama kemudian saya lihat ada yang jual sepeda listrik dan saya jadi tertarik. Alasan utamanya agar saya tidak keringatan ketika sampai kantor.

Waktu itu saya beli sepeda listrik yang teknologi baterainya belum canggih seperti sekarang, masih pakai aki motor 3 atau 4 buah yang disambung jadi satu. Jadi sepedanya berat banget.

Saya setia pakai sepeda ini sampai saya pindah kerja ke tempat yang lebih jauh (14km vs 5.6 km). Saya jadi menggunakan kendaraan umum, dan kemudian mobil pribadi.

Ketika masih bike-to-work, meskipun badan saya bisa dibilang kurus kerempeng, saya bangga banget dengan otot paha dan betis saya 😀

Satu dekade kemudian…

Nah pada tahun 2019 kemarin, skuter listrik sempat booming di Jakarta (sebelum akhirnya dilarang pemerintah). Namun hal ini yang membuat saya kembali tertarik untuk menggunakan kendaraan listrik.

Continue reading Pulang pergi ke kantor dengan sepeda lipat listrik Lankeleisi G660, sebuah review