Menjinakkan notifikasi


Push notification atau notifikasi seharusnya adalah sebuah fitur yang sangat berguna. Tanpa fitur tersebut, mungkin kita tidak akan sadar jika kita mendapat pesan penting dari teman, orang tua, pacar, suami, istri, anak, atau mungkin ketika mendapat email penting dari klien atau bos.

Namun jika jumlahnya sehari sudah ratusan atau bahkan ribuan, fitur ini tentunya menjadi kurang berguna atau bahkan menjadi sangat mengganggu.

Jika kalian menggunakan smartphone Android, coba cek menu Digital Wellbeing (di dalam setting Android), dan lihat berapa jumlah notifikasi yang bisa kalian terima dalam sehari.

Kalau saya sih biasanya bisa mendapat ratusan, atau bahkan ribuan notifikasi setiap harinya. Kalau melihat contoh pada tanggal 16 Juli di atas, artinya saya mendapatkan ~90 notifikasi setiap jam, atau 1 hingga 2 notifikasi setiap menit selama 24 jam. Untungnya tidak setiap hari seperti itu.

Saya merasa hal ini sudah tidak produktif. Notifikasi penting tenggelam di antara banjir notifikasi. Kita jadi mudah teralihkan perhatiannya ketika harus fokus kerja, dan jadi tidak tenang pada jam-jam santai kita.

Di artikel ini saya ingin sharing upaya saya selama ini untuk menjinakkan notifikasi-notifikasi yang saya terima.

Matikan notifikasi chat yang tidak perlu

Pada aplikasi chat populer seperti WhatsApp atau Telegram, kita bisa mematikan notifikasi dari grup atau chat yang tidak penting.

Caranya kurang lebih sama untuk WhatsApp dan Telegram, pencet lama chat dan group yang kalian ingin matikan notifikasinya, dan pencet icon speaker coret di kanan atas.

WhatsApp
Telegram

Kalau di WhatsApp, tidak ada pilihan untuk mematikan notifikasi selamanya, paling lama hanya 1 tahun. Sedangkan di Telegram, kita bisa mematikan notifikasi dari chat tertentu untuk selamanya.

Kalau di e-commerce seperti Tokopedia, kalian bisa juga mematikan chat promosi dari toko. Caranya, pilih chat dari toko, pilih menu Atur penerimaan chat.

Kemudian matikan pilihan Chat Promosi. Sayangnya hal ini harus kamu lakukan satu-persatu untuk setiap toko yang mengirimkan promosi, dan hanya berlaku selama 6 bulan 🙁

Kurangi SMS dan telepon sampah

Sudah tidak ada teman atau kerabat saya yang masih menggunakan SMS. Sekarang ini SMS fungsinya hanya untuk mendapatkan OTP ketika ingin login di beberapa aplikasi atau website tertentu (saya pribadi kurang setuju dengan cara ini, namun ini adalah topik pembahasan yang lain). Sembilan puluh sembilan persen SMS sisanya adalah SMS spam alias sampah.

🤮

Di sisi lain, telepon telemarketing adalah bentuk distraksi tertinggi yang paling saya benci. Meskipun teleponnya tidak kita angkat, mendapatkan telepon tersebut saja sudah sangat mengganggu.

Saya sudah pernah menulis cara memblokir mayoritas SMS dan telepon seperti ini dengan lebih detil di artikel Mengurangi jumlah telepon telemarketing dan SMS sampah yang tidak diinginkan.

Notification channels (Android)

Sejak Android 8.0, ada tambahan fitur baru yang sangat keren, namanya Notification Channels.

Jika digunakan dengan benar, kita sebagai pengguna bisa memiliki kontrol yang lebih terhadap kanal notifikasi yang ingin kita terima. Contoh aplikasi yang menggunakan fitur ini dengan baik adalah aplikasi-aplikasi dari Google, seperti Google Maps. Aplikasi populer seperti Instagram juga menggunakan notification channels dengan cukup lengkap.

Kalian bisa mengakses notification channels melalui Settings (Android) > Apps > Pilih aplikasi > Notifications. Akan muncul menu seperti contoh di bawah ini.

Saya hitung ada 39 kanal notifikasi yang bisa kita nyala matikan sesuai kebutuhan pada aplikasi Google Maps.

Banyak juga aplikasi lain seperti Grab, Go-jek, Tokopedia, Shopee yang memiliki fitur serupa. Namun tidak semua membuat kanalnya dengan detail. Ada yang masih mengirimkan notifikasi penting dan notifikasi marketing melalui kanal yang sama.

Pada contoh Shopee dan Tokopedia, ada beberapa kanal yang tidak jelas perbedaan dan fungsinya.

Kalau kamu menerima notifikasi dari sebuah aplikasi, dan kamu tidak yakin notifikasi itu dari kanal yang mana, kamu bisa melakukan ini: swipe notifasi tersebut pelan-pelan ke kiri atau ke kanan, dan kamu akan melihat 2 icon ini:

Pilih icon gear / roda gigi, kamu akan berpindah ke menu App notifications dan kanal yang bersangkutan akan ter-highlight sementara.

Jadi kalau kalian mulai terganggu dengan tipe notifikasi yang menurut kamu tidak penting, coba cek notification channels dari aplikasi tersebut, mungkin saja bisa di-non-aktifkan.

Pengaturan notifikasi di dalam aplikasi

Untuk beberapa aplikasi, meskipun mereka belum menerapkan notification channels dengan baik, seringkali ada menu pengaturan notifikasi di dalam aplikasi masing-masing, seperti pada aplikasi Shopee dan Tokopedia. Hal ini seharusnya belaku untuk aplikasi Android dan iOS.

Contoh: di aplikasi Tokopedia, kalian bisa mengakses menu ini melalui Akun > Settings (icon roda gigi) > Notifikasi.

Mari kita lihat satu contoh lainnya, Grab. Mereka menggunakan notification channels dengan cukup baik, dan mereka juga memiliki opsi privacy dan notifikasi yang cukup lengkap di aplikasinya.

Grab bahkan memberikan opsi untuk mematikan personalisasi iklan. Sebuah pilihan yang cukup jarang ditemui dan dalam hal ini saya harus kasih jempol ekstra buat Grab 👍👍👍

Sayangnya pengaturan notifikasi ini tidak saya temukan di aplikasi populer lain seperti Gojek.

Namun selalu cek pilihan setting ini di aplikasi-aplikasi lainnya, karena banyak aplikasi populer seperti Instagram, LinkedIn, Netflix, dst, yang memberikan pengaturan notifikasi tambahan di website atau aplikasi mereka (selain pada notification channels).

Bersih-bersih email

Email adalah salah satu sumber notifikasi yang cukup banyak saya terima. Kalian bisa lakukan 3 hal ini untuk mengurangi frekuensi notifikasi.

Rajin unsubscribe / report spam

Setiap kali kita mendaftar pada suatu aplikasi atau website, biasanya email kita akan otomatis masuk ke dalam newsletter marketing mereka. Sangat mungkin juga email kita sudah menjadi korban hacker-hacker yang membobol data pengguna dari website-website populer seperti Bukalapak, Tokopedia, Yahoo, Wattpad, dst.

Baca juga: Jutaan data pengguna Tokopedia bocor, apa yang harus kita lakukan?

Jangan bosan untuk selalu unsubscribe dari email-email tersebut. Jika tidak manjur, pilih opsi Report Spam atau Mark as Spam.

Gunakan email sekali pakai

Kalau kalian ingin mendaftarkan diri ke website atau aplikasi yang tidak penting-penting amat, kalian bisa menggunakan email sekali pakai.

Coba lakukan pencarian disposable email atau temporary email pada mesin pencarian seperti Duck Duck Go atau Google.

Kalian bisa mendapatkan email tanpa harus daftar, dan kalian bisa langsung mengakses inbox dari email tersebut. Kalian bisa pakai email sementara ini untuk mendaftar di website yang kalian inginkan, dan kalian bisa mendapatkan email verifikasi di inbox email sementara tersebut.

Email sementara.
Inbox sementara.

Ingat, hanya gunakan email seperti ini untuk mendaftar ke website atau aplikasi yang tidak penting saja, karena ada kemungkinan email yang sama ini bisa diakses orang lain.

Filter email

Mungkin kalian sering mendapatkan email-email yang butuh disimpan, tapi tidak penting-penting amat untuk selalu mendapatkan notifikasi. Contoh: email resi dari Gojek dan Grab. Kalian bisa filter email-email seperti ini untuk dikumpulkan ke dalam satu folder, dan tidak masuk ke Inbox. Kalau kalian menggunakan Gmail, begini caranya:

  • Buka email yang ingin kamu filter, pilih menu Filter messages like these.
  • Di menu berikutnya kalian bisa menambahkan kriteria filter lainnya. Jika sudah puas, pilih Create filter.
  • Pilih opsi-opsi yang kalian inginkan, dan klik Create filter.

Setelah bertahun-tahun, saya sudah punya puluhan, atau mungkin ratusan filter seperti ini ^^;

Gunakan aplikasi pengatur notifikasi, Buzzkill

Buzzkill adalah aplikasi super keren yang baru saya ketahui 2 hari yang lalu. Aplikasi ini mirip seperti IFTTT, tapi terfokus untuk mengurus notifikasi.

Menggunakan Buzzkill, kamu bisa:

  • Auto hapus notifikasi jika mengandung kata-kata tertentu
  • Jika ada group chat yang sedang aktif, Buzzkill bisa menahan agar kita tidak terlalu sering mendapatkan notifikasi dari aplikasi chat tersebut.
  • Buzzkill menyimpan history notifikasi dan kamu bisa melakukan pencarian terhadap notifikasi-notifikasi yang sudah terlewat.
  • Dan masih banyak lagi fungsi lainnya.
Daftar pilihan perintah pengaturan notifikasi di Buzzkill.

Dalam 2 hari terakhir ini, saya sudah membuat beberapa rule yang membantu saya mengurangi jumlah notifikasi.

Contoh skenario yang saya pakai untuk Buzzkill: Untuk urusan kerja, saya harus tergabung dalam banyak sekali group chat. Salah satunya adalah group chat bareng tim customer care. Di group ini tim customer care terkadang share kendala yang dialami user, jadi tidak mungkin saya matikan total notifikasi dari group tersebut. Namun, tim customer care juga melakukan absen shift di group yang sama.

Bagi saya, tidak terlalu penting untuk mendapatkan notifikasi absen ini. Untungnya, tim tersebut melakukan absen dengan template pesan yang sama. Karena itu bisa dengan cukup mudah saya filter menggunakan Buzzkill. Harapannya adalah saya bisa memperhatikan pesan lain yang lebih penting dari group tersebut.

Di sisi lain, terkadang mention penting di Slack gagal saya perhatikan karena terlalu banyak notifikasi yang saya terima. Pada skenario tersebut, saya bisa membuat peraturan pada Buzzkill seperti ini: jika ada notifikasi yang mention username Slack saya, ingatkan terus setiap 15 menit.

Ini hanyalah dua dari beberapa peraturan yang sudah saya buat di Buzzkill, dan sejauh ini saya berhasil mengurangi sekitar 10-30% dari notifikasi yang saya terima setiap harinya. Jika saya rajin menambahkan peraturan baru di Buzzkill, saya yakin bisa lebih banyak lagi notifikasi yang tersaring.

Namun harus diperhatikan bahwa aplikasi seperti ini sebenarnya sangat beresiko jika dibuat oleh developer yang tidak bertanggung jawab. Karena notifikasi-notifikasi ini sifatnya untuk konsumsi pribadi dan bisa mengandung informasi yang sensitif. Sedangkan aplikasi seperti ini membutuhkan akses untuk bisa membaca semua notifikasi tersebut.

Sebenarnya Buzzkill bukanlah satu-satunya aplikasi pengatur notifikasi. Namun saya sendiri cukup percaya pada developer Buzzkill, Sam Ruston. Sepengetahuan saya, Sam memiliki reputasi yang baik di kalangan developer dan pengguna Android. Saya juga pernah menggunakan aplikasi buatan dia yang lainnya yaitu Bouncer.

Sebisa mungkin lakukan juga riset kalian sendiri agar lebih yakin.

Digital wellbeing

Android dan iOS sepertinya menyadari bahwa smartphone bisa membuat para penggunanya mudah tersita perhatiannya dan susah untuk fokus. Karena itu mereka membuat fitur seperti Digital Wellbeing.

Menggunakan fitur fitur ini, kalian bisa menentukan waktu-waktu untuk fokus bekerja, atau untuk bersantai. Kalian bisa mengatur aplikasi apa saja yang bisa berjalan dan mengirimkan notifikasi untuk kepentingan yang berbeda.

Contoh di Android, kalian bisa membuat profil Focus mode ketika kalian ingin fokus bekerja, atau ketika untuk santai.

Gunakan juga fitur Do Not Disturb yang banyak tersedia pada Android dan iOS. Saya sendiri mengatur agak Do Not Disturb otomatis aktif ketika sudah malam.

Penutup

Repot juga ya perjuangan agar kita bisa menjinakkan notifikasi yang kita terima. Saya sudah melakukan sekian banyak hal saja masih bisa menerima ribuan notifikasi setiap harinya. Tapi keadaan sekarang ini sudah jauuuuhhhh lebih mending kalau dibandingkan dengan yang dulu.

Saya tidak bisa membayangkan kalau saya tidak melakukan semua hal di atas, entah berapa kali lipat notifikasi yang harus saya terima setiap harinya.

Artikel ini saya tulis dari sudut pandang saya sebagai user. Saya mengerti bahwa dari sisi developer atau perusahaan yang membuat aplikasi atau website tentunya ingin memiliki alat yang ampuh untuk menarik kembali user ke dalam aplikasi mereka. Saya mengakui bahwa push notification adalah salah satu alat yang paling efektif.

Namun jika ada ratusan, ribuan, dan jutaan aplikasi melakukan hal yang sama, keefektifan push notification secara keseluruhan akan menurun. Minimal berikanlah pilihan kepada user untuk mengatur notifikasi yang ingin mereka terima.

Saya sendiri masih punya banyak pe-er dalam hal ini, baik sebagai user, maupun sebagai pihak yang terlibat dalam membuat aplikasi.

Semoga infomasi yang saya tuliskan ini berguna untuk kalian yang ingin memiliki kontrol lebih terhadap notifikasi yang kalian terima.

Ciao.


Sebelum kamu pergi

Kalau kamu suka dengan artikel ini, gunakan tombol-tombol di bawah untuk membagikan artikel ini ke teman-teman kamu, dan daftarkan email kamu untuk mendapatkan update jika ada artikel baru.

Kamu bebas untuk unsubscribe kapanpun 😉

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *