Privacy zaman now – part 1

Di era digital zaman now, privacy jadi semakin susah. Hampir semua service/device modern yang kita pakai banyak sekali mengumpulkan data pribadi kita untuk dijadikan sumber penghasilan banyak perusahaan teknologi. Sebut saja Google dan Facebook, jualan utama mereka adalah data pengguna platform mereka yang ditawarkan ke penawar tertinggi untuk ditampilkan iklannya ke para pengguna Google dan Facebook.

Jujur saja, saya kalau melihat dari sisi pelaku bisnis, juga suka melihat data seperti itu. Dulu di Tokopedia, sebagai salah satu yang menginisiasi fitur recommendation engine, melihat bahwa Tokopedia memiliki data aktifitas pengguna yang luar biasa menarik. Bisa diolah untuk memberikan layanan yang lebih baik dan bisa berguna untuk user itu sendiri. Ketika recommendation engine akhirnya rilis, cukup banyak orang melakukan pembelian dari produk-produk yang ditawarkan oleh recommendation engine tersebut. Artinya data pengguna berhasil diolah menjadi sesuatu yang berguna untuk mereka kembali.

Tapi, sebagai pribadi, rasanya risih kalau data penggunaan saya dipakai oleh pihak ketiga seperti itu. Ironis memang.

Continue reading Privacy zaman now – part 1

Pindah ke Linux

Sejak beberapa tahun lalu sebenarnya saya sudah pernah beberapa kali celup-celup kaki mencoba menggunakan Linux sebagai sistem operasi. Tapi sebatas dijalankan dari flashdisk saja untuk coba-coba.

Misalnya: Neverware CloudReady, sistem operasi yang sangat ringan karena isinya “hanya” Chrome browser. Saya juga sudah pernah coba Ubuntu, Lubuntu, Elementary OS.

Namun selama ini belum bisa komitmen 100% nyebur menggunakan Linux sebagai sistem operasi utama. Masih ada rasa takut bagaimana kalau ada hal yang hanya bisa saya lakukan di Windows untuk kegiatan sehari-hari.

Continue reading Pindah ke Linux

Kembali ke RSS

Dulu, ada sebuah produk keren namanya Google Reader. Aplikasi web yang berguna banget untuk mengumpulkan update dari website-website yang kita ikuti di satu tempat dengan menggunakan teknologi RSS.

Di masa itu, saya adalah pengguna setia produk tersebut, karena dengan menggunakan Reader, saya hanya perlu monitor satu tempat untuk membaca berita / webcomic / blog / dsb.

Contoh tampilan Google Reader. Sumber konten yang dilanggani pada sebelah kiri, dan konten di sebelah kanan.

Namun karena Google punya rencana lain, akhirnya layanan Google Reader ditutup pada tahun 2013. Keputusan ini sempat mengundang debat yang cukup berkepanjangan.

Continue reading Kembali ke RSS